TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Purwokerto - Sinar matahari tampak berusaha menerobos dedaunan pohon damar dan pinus, Kamis pagi, 12 April 2012. Tanah masih becek sisa hujan semalam, namun pemandangan lereng Gunung Slamet tetap menambah adrenalin di sirkuit downhill Loka Wisata Baturraden, Banyumas. “Cukup menantang dan pemandangan alamnya bagus,” ujar Ardiansyah, 34 tahun, penghobi downhill dari Bandung.Ia mengaku sudah menjajal berbagai lintasan downhill di sejumlah daerah. Namun, kata dia, sirkuit Baturraden memang layak dicoba bagi penghobi baru olahraga sepeda menuruni bukit terjal itu ataupun yang sudah profesional. Kegiatan itu selain untuk berolahraga, juga untuk refreshing.
Ardiansyah datang bersama penghobi downhill lainnya yang saat ini sedang mengikuti kejuaraan nasional downhill di Baturraden. Di loka wisata, Ardiansyah mengaku mendapatkan ketenangan jiwa saat berusaha menuruni bukit dengan sepeda downhill-nya.
Ditemui terpisah, Ketua Panitia Kejuaraan Nasional Downhill Baturraden 2012, A. Parama Nugroho, mengatakan kejuaraan itu diikuti oleh sekitar 186 peserta. “Kemungkinan akan bertambah karena pendaftaran belum ditutup,” kata Parama yang juga sebagai Dewan Penasihat Unifikasi Komunitas Downhill Indonesia.
Parama mengatakan kejuaraan kali ini melombakan 14 kelas berbeda. Kelas bergengsi yang dilombakan adalah nomor main elite putra dan putri. Kelas ini hanya diikuti oleh peserta profesional yang sudah malang melintang di dunia downhill.
Ia menyebutkan trek Baturraden memiliki panjang lintasan 1,4 kilometer. Sebagian besar tanah lintasan merupakan tanah humus sehingga akan gembur jika terguyur hujan. “Trek ini memiliki tantangan tersendiri. Selain tanah humus, banyaknya pohon besar juga menjadikan peserta harus lebih konsentrasi saat melintas,” katanya.
Menurut Parama, kejuaraan ini merupakan yang pertama kali digelar. Rencananya, akan ada lima seri yang digelar.
Ia menyebutkan olahraga downhill belum begitu berkembang di Indonesia. Padahal, di tingkat Asia, atlet downhill Indonesia sudah banyak yang berprestasi.
ARIS ANDRIANTO
0 komentar:
Posting Komentar